Jumat, 29 Desember 2017

KOLEKSI ATAU UNDUH ?


Wah sebuah judul yang sangat menantang jiwa untuk di jawab dengan jelas menurut isi hati masing – masing orang. Sebuah judul yang begitu sangat sulit untuk di jawab oleh misalnya seseorang yang sangat menyukai dan mencintai musik dan penyuka musik ini adalah seseorang yang juga sangat kecanduan dalam hal mengumpulkan berbagai format fisik musik yang ada di dunia permusikan, atau bisa pula seseorang yang hanya mengumpulkan satu jenis format fisik musik saja. Apa yang kira-kira akan di jawab oleh orang itu ketika sebuah pertanyaan seperti itu datang ke hadapannya. Yah semua jawaban akan diberikan sesuai dengan kondisi keadaan saat orang itu di tanyakan hal tersebut.  Mengapa demikian ? karena semua orang akan berubah seiring dengan berjalannya waktu, semua akan berubah. Apakah demikian ?

Tak ada dunia yang lebih indah daripada dunia remaja atau ABG. Menjadi remaja adalah sebuah waktu yang begitu menyenangkan bagi siapapun, hari – hari yang Tuhan sediakan bagi mereka diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik hatinya, berolah raga, memandang lawan jenis dengan mata melotot, berpacaran,  nonton bersama kawan atau kegiatan apapun, bisa kegiatan yang negative, bisa pula kegiatan yang positif. Salah satu kegiatan yang positif, yang selalu ada dan dialami oleh setiap orang di kala remaja adalah ketertarikan pada musik. Musik menjadi sebuah media yang digunakan untuk mengekspresikan diri atau juga menjadi sebuah media untuk  membuktikan eksistensi dirinya. Musik menjadi jembatan bagi banyak orang untuk merubah dirinya, merubah menjadi seseorang yang asalnya tidak baik menjadi baik atau merubah seseorang yang asalnya baik menjadi lebih baik. Jika anda adalah seseorang yang telah menjadi remaja di tahun 80an, maka anda akan sangat mengenal dengan sebuah format fisik musik dengan nama : KASET……lain keset. Pita magnetik memang menjadi andalan bagi remaja di waktu itu untuk memenuhi keinginannya akan mendengarkan musik. Kaset menjadi media yang begitu merajai dunia musik di Indonesia maupun dunia kala itu. Walau yah Indonesia sebelum di akhir bulan Mei tahun 1988 belum merilis kaset-kaset tersebut secara resmi, namun ditulisan ini aku hanya ingin menyentuh betapa sebuah media fisik musik dapat menjadi begitu mewarnai hidup seseorang terlepas dari mana asalnya media fisik musik tersebut. Wokeh. Dan di Indonesia, ketika waktu itu, anda ingin membeli kaset dengan jenis musik apapun ada. Sebutkan jenis musik yang anda mau, maka ribuan kaset akan tersedia. Hanya mungkin ketika itu, jika anda ingin membeli kaset yah anda yang sebagai remaja tadi harus menjalankan berbagai ritual indah. Adapun ritual indah itu adalah sebagai berikut di bawah ini :

1.       Menabung
Sebuah kegiatan yang begitu sangat tidak menarik bagi remaja manapun di belahan dunia manapun, sebuah kagiatan yang dapat di kategorikan sebagai kegiatan paling menyebalkan bagi remaja. Karena sebagai remaja, dimana segalanya sedang tumbuh, para remaja membutuhkan asupan gizi yang cukup. Hahahaha, agar tetap sehat dan bersemangat. Namun ketika para remaja ini mulai sangat mencintai musik dan memiliki keinginan untuk memiliki sebuah kaset dari artis atau band yang disukainya, maka tidak mau para remaja ini harus menyisihkan sebagian uang jajannya untuk di simpan sebagai “tabungan”. Hingga di suatu saat ketika tabungan ini telah mencukupi barulah dapat membeli kaset-kaset yang mereka sukai. Yah tentu jika orang tua anda adalah orang kaya yang memberikan uang jajan berlebih bagi anda, maka lewatkan nomor 1 ini. Wakwaw

2.       Menempuh
Apaan ini. Menempuh ? hahahaha iya anda harus menempuh sebuah perjalanan yang sungguh sangat menyenangkan atau menyebalkan, yah tergantung dari sudut masing – masing jiwa anda semua. Namun yang pasti menempuh perjalanan ini begitu sangat menyenangkan karena akhir perjalanan ini adalah sebuah akhir yang akan sangat menyenangkan di satu sisi namun memang juga kurang menyenangkan di sisi lainnya, tapi bukan tidak menyenangkan loh. Di akhir perjalanan anda akan menemukan sesuatu yang baru yang akan membuat hidup anda akan menjadi begitu indah. Benarkah ? Menempuh perjalanan yang aku maksud di sini adalah anda akan berjalan atau naik delman, naik beca atau naik angkot yang silahkan saja yang penting anda akan sampai di suatu tempat “sakral” yang bernama : TOKO KASET. Hahahaha. Di mana ketika anda dalam perjalanan, anda akan membayangkan sesuatu yang sangat amat menyenangkan karena anda akan menemukan sebuah kaset yang baru. Uhhhh salah satu keajaiban yang ada di dunia. Dengan kaset yang baru maka anda akan juga menemukan sebuah musik yang baru, dan dengan musik yang baru maka anda juga akan merasakan sebuah keindahan yang baru, dan dengan keindahan yang baru maka anda menemukan juga sebuah….keajaiban yang baru.

3.       Melihat
Mata adalah salah satu media dalam diri seorang manusia yang dapat menjadikan seseorang berada dalam berbagai keadaan, apakah sedih, senang, bahagia, nestapa atau apa saja. Mata menjadi sebuah sarana bagi seorang manusia untuk menghargai sebuah seni, termasuk di dalamnya adalah seni musik. Seni musik adalah sebuah seni yang tidaklah berdiri sendiri, di sana berkumpul berbagai macam seni yang bercampur menjadi satu, yang dapat merubah pandangan seseorang akan musik itu sendiri. Dan salah satu seni yang ada dalam dunia musik adalah seni gambar atau seni foto. Sebuah seni yang sangat berharga bagi seni musik untuk secara bersama-sama, berdampingan,  mengiringi  sebuah seni musik menjadi sesuatu yang lebih menarik hati bagi siapapun. Dan ketika kita sampai ke sebuah toko kaset maka fungsi mata akan sangat krusial, dimana Melihat adalah sebuah ritual yang sangat sungguh menyenangkan, kita melihat deretan berbagai macam kaset dengan berbagai jenis musik, yang berjejer dengan rapi di dalam berbagai macam rak. Duh indah bagai lukisan Monalisa….har ciyus. Serius ini kawan. Seni gambar pada sebuah kaset adalah salah satu seni gambar yang sangat indah. Apapun jenis musik yang anda sukai, seni yang digunakan pada sebuah kaset, baik seni gambar ataupun seni foto adalah salah seni yang terbaik yang ada di dunia. Karena pembuatan gambar ataupun pemilihan sebuah foto, semua di lakukan dengan sebuah hati. Sebuah hati yang berisikan berbagai irama dan melodi yang tiada duanya.

4.       Memilih
Hmmmmm setelah melihat dengan mata melotot nan besar, maka anda akan menjalankan sebuah kegiatan lainnya yang juga sungguh sangat menyenangkan. Di mana di sini mata anda akan “dipaksa” untuk dapat melihat dengan baik dan benar. Hmmm ini proses yang seru kawan. Dan proses melihat ini akan dibarengi dengan sebuah proses yang kadang membuat anda bingung sendiri, galau, gamang, sakit kepala mendadak dan berbagai situasi yang kadang sangat menyebalkan namun juga sekaligus sangat menyenangkan hati. Ketika mata anda mendeteksi sebuah kaset yang menarik hati, lalu syaraf mata akan memberikan sebuah sinyal ke otak anda, untuk kemudian otak anda akan menggerakkan syarat tangan anda untuk segera bergerak untuk mengambil sebuah kaset di jejeran rak tadi, namun kadang otak anda tak sinkron dengan tangan anda, otak anda memerintahkan untuk mengambil kaset A, namun tangan anda malah mengambil kaset B. hahahaha. Duh indahnya keajaiban kaset. Hingga yang akhirnya terjadi adalah anda mengambil sekaligus beberapa kaset yang ada di rak karena semuanya begitu menarik untuk dimiliki.

5.       Mendengarkan
Kalau anda pernah menjadi seseorang yang sangat sering mendatangi toko kaset, dan kedatangan – kedatangan  anda itu adalah di sebelum 30 Mei 1988, maka anda akan melaksanakan sebuah ritual yang sangat menyenangkan bagi siapapun yang sangat mencintai musik. Setelah proses memilih di laksanakan dengan sepenuh-penuhnya hati, maka selanjutnya adalah sebuah kegiatan yang paling sangat membingungkan hati. Loh kok ? Yap mendengarkan sebuah musik yang baru adalah sebuah kegiatan yang sangat membuat hati menjadi galau nan pusing bin pening. Karena di satu sisi harus memikirkan dana yang ada dari hasil menabung, namun di sisi lain hati anda berteriak keras untuk dapat memilikinya. Hahai.  Di masa itu memang kita sebagai konsumen dapat mencoba dulu sebuah kaset sebelum kita membelinya. Jadi kita dapat mendengarkan sampai puas berbagai kaset yang akan kita beli. Walau kalau di kota kecil seperti kota Sukabumi, mencoba mendengarkan sebuah kaset adalah sebuah kegiatan yang melibatkan dua orang, yaitu kita sebagai konsumen dan sang pemilik toko kasetnya, jadi yah mungkin kita tak bisa dengan bebas mencobanya, ini berlaku hampir di kebanyakan took kaset di sukabumi, namun kemudian ada sebuah toko kaset dengan nama : MUSICIAN, yang membebaskan kita untuk mendengarkan kaset-kaset yang akan kita beli, karena toko ini menyiapkan banyak pemutar kaset yang dapat digunakan konsumen untuk mendengarkan kaset. Hanya yah yang sering terjadi mencoba sebanyak 10 kaset, tapi yang dibeli hanya 1 saja. Hahaha. Tapi itu tak masalah bagi pemilik tokonya, May Bless you Ko Akun. Godspeed.

6.       Membungkus
Setelah proses panjang yang tadi di lalui akhirnya kaset yang kita beli akan masuk pada sebuah proses yang bikin keringat dingin muncul, karena disinilah peran hati akan sangat besar digunakan, hati kita diharuskan untuk memilih berbagai kaset yang telah kita dengar, untuk kemudian kita harus memilih dengan seksama kaset mana yang akan kita beli karena tentu saja masalahnya berhubungan dengan dana yang tersedia bagi seorang remaja keren di kantungnya. Yah penginnya sih kita memborong semua kaset yang kita pilih, hanya tetap dana adalah sebuah hal yang sangat ketat menjaganya. Hahai. Setelah kaset dipilih, lalu sang pemilik toko membungkus kaset tersebut dengan sebuah kertas yang khas yang biasa digunakan di banyak toko kaset. Agar kertas tersebut tidak terlepas lalu di beri sticker yang merupakan sisa dari sticker kaset yang di pakai di berbagai produksi kaset. Sebuah sticker yang dulu sih terlihat begitu biasa di toko kaset, namun sekarang menjadi sebuah barang langka, selangka kaset-kaset yang pernah ada di pasar musik Indonesia.

Waktu terus berlanjut, detik berubah menjadi tahun, tahun berubah menjadi dekade, hingga di pasar musik Indonesia juga kita mengalami booming dengan yang namanya CD = Compact Disc, sebuah media fisik musik yang keberadaannya menghantam keras eksistensi kaset – kaset sebagai media fisik musik. CD menjadi sebuah media yang sangat umum di pasar musik Indonesia, walau pada awal masanya CD yang masuk ke Indonesia adalah CD impor, namun tak lama kemudian berbagai label di Indonesia juga merilis sendiri CD – CD yang ada untuk pasar di Indonesia. Dengan pangsa pasar yang begitu besar, CD akhirnya memang menjadi pengganti kaset-kaset yang ada di pasar musik Indonesia, walau kaset tetap ada namun jumlahnya sangatlah minim, tidak seperti ketika jaman kejayaannya. Sistem penjualan CD – CD inipun hampir sama dengan cara penjualan kaset-kaset, berbagai toko-toko kaset di seantero nusantara mulai menjajakan CD sebagai barang dagangan mereka selain kaset.  Ketika pada awal masa CD muncul, media fisik ini hanya ada di berbagai toko musik di kota besar saja, namun lama kelamaan CD menjadi sebuah media fisik musik yang sangat massif menerobos semua daerah di Indonesia. Seperti halnya kaset – kaset yang telah dirilis secara resmi oleh berbagai record label di Indonesia, CD pun di jual dengan cara yang sama, yaitu dengan munculnya sebuah kalimat yang sangat menyesakkan dada para pencinta musik, “ BUKA SEGEL BERARTI MEMBELI”. Jiah hayah saya tidak suka saya tidak suka. Hahaha. Ya itulah sebuah kalimat yang sangat familiar anda lihat di berbagai toko kaset di manapun. Ketika selembar plastic penutup media fisik musik menjadi seperti dewa, karena di larang menyobeknya kecuali anda punya dana untuk membayarnya. Hadeuh, yah namun itulah yang terjadi karena mungkin para pedagang kaset atau CD ini tidak mau mengambil resiko untuk mengalami kerugian karena barang dagangannya tidak dalam kondisi baru.

Hanya semuanya kemudian berakhir juga seiring dengan berjalannya waktu, ketika sebuah media di dunia computer bernama Internet mulai menjajah berbagai sendi kehidupan di belahan dunia manapun. Internet menjadi sebuah media yang sangat memudahkan bagi siapapun untuk mendapatkan apapun yang mereka mau. Termasuk tentu juga bagi dunia musik. Sebuah album dari artis tertentu atau band tertentu dapat dengan mudah anda dapatkan di Internet ini. Anda tinggal mengunduhnya di computer anda dan anda dapat mendengarkan lagunya di computer anda dengan cepat. Perkembangan internet yang begitu meraksasa, membuat penjualan media fisik musik di toko-toko kaset dan CD menjadi begitu menurun, menurun demikian drastis,  hingga akhirnya banyak toko-toko kaset & CD yang memilih untuk menutup tokonya, daripada terus menderita kerugian yang lebih besar di kemudian hari. Hingga saat ini mungkin hanya beberapa toko kaset atau CD saja yang masih bertahan hidup, baik di kota kecil maupun di kota besar. Hanya entah sampai kapan mereka dapat bertahan dengan laju internet yang begitu kencang menghantam keberadaan mereka.

Kini tinggallah para penikmat atau pengoleksi media fisik musik yang mulai merasakan betapa sulitnya untuk mendapatkan sebuah media fisik musik dari band yang mereka inginkan, walaupun misalnya ada media fisik musik yang di inginkan ini berada jauh di luar negara Indonesia. Hingga untuk mendatangkannya kita tentu harus memiliki dana yang berlebih, karena untuk mendapatkannya kita harus mengeluarkan dana yang memang tidak sedikit, karena memang ongkos kirim dari luar sana yang begitu “kejam” untuk dibayarkan. Ataupun jika ada yang memang menjualnya di pasar lokal, yah harganya pun tidak bersahabat dengan kantung. Hal ini sebenarnya memiliki 2 sisi yang dapat kita telaah,

1.       Dengan sulitnya untuk mendapatkan media fisik musik yang kita inginkan, walau ada kitapun harus mengimpornya dari luar Indonesia. Ataupun kalau ada di pasar musik local, hanya harganya tidaklah bersahabat dengan kantung kita, maka ini juga akan menjadi sebuah kondisi yang sangat baik untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Banyak band atau artis yang merilis media fisik musik dengan harga yang lebih bersahabat bagi kantung kita. Dan aku rasa kualitas bermusik para pendekar musik local ini tidaklah lebih rendah dari para band atau artis luar sana. Bahkan kadang band atau artis local ini begitu unik sehingga jangan harap anda akan menemukannya di luar sana. Jadi banggalah dengan musik local. Mulailah mengkoleksi rilisan para pendekar musik local ini.

2.       Para pengoleksi media fisik musik mulai berpikir dengan keras untuk melanjutkan “kegilaan” mereka untuk mengkoleksi media fisik musik ini. Apakah akan terus melanjutkan untuk memenuhi rak-rak nya dengan koleksi media fisik musik atau bagaimana ? Banyak hal yang terjadi di dunia pengoleksi ini. Ada yang berhenti untuk mengoleksi, ada yang lebih “merapatkan” pilihannya, ada yang menjualnya, bahkan ada yang menjual semua koleksinya untuk kemudian mulai mengunduh di internet untuk musik yang mereka pernah di koleksinya. Dunia koleksi memang dunia yang sangat dinamis.

Lalu apakah media internet akan di jadikan sebagai sebuah alasan bagi kita untuk TIDAK mengoleksi lagi media fisik musik ini ? atau sebenarnya dengan kondisi yang seperti sekarang ini di mana penjualan media fisik musik baik baru maupun bekas dilakukan secara “online” menjadikan para kolektor menjadi lebih “gila” dalam mengoleksi ? ataukah internet ini juga pada akhirnya akan membuat para pengoleksi media fisik musik akan berpikir beberapa kali sebelum memutuskan untuk membeli sebuah CD atau kaset ? apa tidak sebaiknya mengunduh saja karena akan sama saja pada akhirnya musik adalah santapan telinga saja ? ataukah ada alasan lain yang terjadi di saat ini bagi seorang kolektor untuk melepaskan semua “harta” nya untuk dijual saja ? Atau pertanyaannya, dengan kondisi seperti sekarang ini, apakah internet memang menjadi alasan hingga membuat para kolektor enggan untuk mengoleksi lagi atau adakah alasan lain ? kalau menurut aku sih yah inilah alasannya, selain karena internet,  alasan untuk tidak lagi mengoleksi media fisik musik adalah karena berada di sebuah “kondisi”, adapun kondisinya adalah sebagai berikut  :

1.       Situasi I   : TAK ADA LAGI WAKTU UNTUK MERAWATNYA
Dengan berjalannya waktu dengan sendirinya, kita yang asalnya adalah remaja berubah menjadi seorang yang dewasa dan tak lama kemudian kitapun mempunyai keluarga sendiri. Waktu yang dulu dapat kita gunakan untuk menikmati media fisik musik, berserta dunia sekelilingnya, mulai berubah. Kita harus lebih memperhatikan keadaan keluarga kita masing-masing, perhatian akan hal primer sampai ke pada hal yang dulu ketika kita remaja kita tak pernah sedikitpun tahu atau mengerti. Kini semuanya harus kita perhatikan dengan seksama, hingga lama kelamaan waktu yang kita sediakan untuk menyentuh media fisik musik berkurang dengan signifikan hingga kadang mungkin kita seperti melupakannya. Memang media fisik musik memerlukan waktu untuk merawatnya, ini di lihat saja tidak bagaimana akan merawatnya. Jadi sekarang kita harus menjadi orang yang dapat memilih prioritas utama kita ada dimana. Atau mungkin secara gamblangnya, mana yang anda pilih Keluarga atau Kaset ? Keluarga atau CD ?.  Sebuah pilihan yang sangat sulit untuk di lakukan, namun aku rasa kita dapat memilih keduanya asal kita dapat membagi waktu dengan baik untuk keduanya, walau kadang itu sulit sekali untuk dilaksanakan, karena ketika seorang pengoleksi media fisik musik mulai memegang memegang media tersebut pastilah dia akan lupa akan waktu yang terus berjalan. Hahai deuh

2.       Situasi II  : TAK ADA LAGI TEMPAT UNTUK MENYIMPANNYA
Apakah memang ada kondisi seperti ini ? tentu saja ada. Ketika keluarga anda menjadi sebuah keluarga besar, maka anggota keluarga anda akan menjadi lebih banyak, dan yang pasti dengan bertambahnya anggota keluarga ini akan menyebabkan bertambahnya pula kebutuhan akan ruang. Hingga akhirnya ruang yang dulu kita gunakan untuk tempat menyimpan berbagai media fisik musik, mulai beralih fungsi menjadi misal kamar tidur. Halahhhh. Hingga akhirnya karena tidak adanya tempat untuk menyimpan kaset dan CD ini akhirnya….di jokul bro a.k.a. di jual. Yah dijual sebagian atau semuanya sekaligus agar ruangan menjadi lebih luas adanya.

3.       Situasi III : TAK ADA LAGI DANA UNTUK MEMBELINYA
Mungkin ini adalah sebuah alasan usang nan berdebu yang telah lama bergaung dimanapun, namun memang ini mungkin alasan atau kondisi yang paling dominan dalam melanjutkan atau tidaknya sebuah kegilaan akan berbagai media fisik musik. Karena berbagai kebutuhan yang meningkat seiring dengan berubahnya kita yang dari remaja untuk kemudian memiliki keluarga, maka Dana adalah suatu hal yang akan sangat krusial, karena koleksi anda tidaklah dapat secara langsung menghidupi keluarga anda. Sebuah CD atau kaset tidaklah dapat anda beri kepada keluarga anda untuk “dimakan”. Hahaha. Jadi seperti sebuah judul lagu mengatakan No Woman No Cry, yang ada kini adalah No Money No CD atau No Money No Tape. Hiyahhhh. Karena di jaman NOW seperti sekarang ini uang adalah dewa. Orang akan di pandang dengan hormat kalau orang tersebut adalah orang yang memiliki banyak uang. Sebaliknya tak ada orang yang memandang anda dengan hormat karena anda banyak mengoleksi CD atau Kaset. Benarkah kalimatku itu, silahkan anda jawab sendiri dengan hati. Ocre.

4.       Situasi IV : TAK ADA LAGI KEINGINAN UNTUK MENYIMPANNYA
Ini adalah sebuah kondisi yang paling menyedihkan bagi seorang kolektor. Keinginan untuk mengoleksi sudah terkikis sampai ke akarnya hingga sudah tidak ada lagi gairah untuk melanjutkannya. Walau jarang terjadi pada seorang kolektor, namun ini terjadi. Ini adalah sebuah kondisi yang memang terjadi karena banyak factor yang menyebabkannya menjadi seperti itu. Rasanya tak perlu ada penjelasan lebih lanjut untuk kondisi ini. Terlalu sedih untuk dilanjutkan.

Akhirnya
Tak ada larangan bagi siapapun untuk melakukan apapun dalam hal media fisik musik ini. Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan untuk akhir tahun yang akan menjelang beberapa hari ke depan. Di tahun 2017 ini terlihat menjadi salah satu tahun yang begitu berat bagi para penikmat media fisik musik. Karena harga media fisik musik yang terus meningkat tanpa ampun, di tambah dengan meningkatnya juga “ongkos” hidup lainnya, hingga membuat kita untuk berpikir dengan lebih seksama : KOLEKSI ATAU UNDUH ?...........gitu aja kok repot.