Wah sebuah judul yang sangat menantang jiwa untuk
di jawab dengan jelas menurut isi hati masing – masing orang. Sebuah judul yang
begitu sangat sulit untuk di jawab oleh misalnya seseorang yang sangat menyukai
dan mencintai musik dan penyuka musik ini adalah seseorang yang juga sangat
kecanduan dalam hal mengumpulkan berbagai format fisik musik yang ada di dunia
permusikan, atau bisa pula seseorang yang hanya mengumpulkan satu jenis format
fisik musik saja. Apa yang kira-kira akan di jawab oleh orang itu ketika sebuah
pertanyaan seperti itu datang ke hadapannya. Yah semua jawaban akan diberikan
sesuai dengan kondisi keadaan saat orang itu di tanyakan hal tersebut.
Mengapa demikian ? karena semua orang akan berubah seiring dengan berjalannya
waktu, semua akan berubah. Apakah demikian ?
Tak ada dunia yang lebih indah daripada dunia
remaja atau ABG. Menjadi remaja adalah sebuah waktu yang begitu menyenangkan
bagi siapapun, hari – hari yang Tuhan sediakan bagi mereka diisi dengan
berbagai kegiatan yang menarik hatinya, berolah raga, memandang lawan jenis
dengan mata melotot, berpacaran, nonton bersama kawan atau kegiatan
apapun, bisa kegiatan yang negative, bisa pula kegiatan yang positif. Salah
satu kegiatan yang positif, yang selalu ada dan dialami oleh setiap orang di
kala remaja adalah ketertarikan pada musik. Musik menjadi sebuah media yang
digunakan untuk mengekspresikan diri atau juga menjadi sebuah media untuk membuktikan
eksistensi dirinya. Musik menjadi jembatan bagi banyak orang untuk merubah
dirinya, merubah menjadi seseorang yang asalnya tidak baik menjadi baik atau
merubah seseorang yang asalnya baik menjadi lebih baik. Jika anda adalah
seseorang yang telah menjadi remaja di tahun 80an, maka anda akan sangat
mengenal dengan sebuah format fisik musik dengan nama : KASET……lain keset. Pita
magnetik memang menjadi andalan bagi remaja di waktu itu untuk memenuhi
keinginannya akan mendengarkan musik. Kaset menjadi media yang begitu merajai
dunia musik di Indonesia maupun dunia kala itu. Walau yah Indonesia sebelum di
akhir bulan Mei tahun 1988 belum merilis kaset-kaset tersebut secara resmi,
namun ditulisan ini aku hanya ingin menyentuh betapa sebuah media fisik musik
dapat menjadi begitu mewarnai hidup seseorang terlepas dari mana asalnya media
fisik musik tersebut. Wokeh. Dan di Indonesia, ketika waktu itu, anda ingin
membeli kaset dengan jenis musik apapun ada. Sebutkan jenis musik yang anda
mau, maka ribuan kaset akan tersedia. Hanya mungkin ketika itu, jika anda ingin
membeli kaset yah anda yang sebagai remaja tadi harus menjalankan berbagai
ritual indah. Adapun ritual indah itu adalah sebagai berikut di bawah ini :
1.
Menabung
Sebuah kegiatan yang begitu sangat tidak menarik
bagi remaja manapun di belahan dunia manapun, sebuah kagiatan yang dapat di
kategorikan sebagai kegiatan paling menyebalkan bagi remaja. Karena sebagai
remaja, dimana segalanya sedang tumbuh, para remaja membutuhkan asupan gizi
yang cukup. Hahahaha, agar tetap sehat dan bersemangat. Namun ketika para
remaja ini mulai sangat mencintai musik dan memiliki keinginan untuk memiliki
sebuah kaset dari artis atau band yang disukainya, maka tidak mau para remaja
ini harus menyisihkan sebagian uang jajannya untuk di simpan sebagai
“tabungan”. Hingga di suatu saat ketika tabungan ini telah mencukupi barulah
dapat membeli kaset-kaset yang mereka sukai. Yah tentu jika orang tua anda
adalah orang kaya yang memberikan uang jajan berlebih bagi anda, maka lewatkan
nomor 1 ini. Wakwaw
2.
Menempuh
Apaan ini. Menempuh ? hahahaha iya anda harus
menempuh sebuah perjalanan yang sungguh sangat menyenangkan atau menyebalkan,
yah tergantung dari sudut masing – masing jiwa anda semua. Namun yang pasti
menempuh perjalanan ini begitu sangat menyenangkan karena akhir perjalanan ini
adalah sebuah akhir yang akan sangat menyenangkan di satu sisi namun memang
juga kurang menyenangkan di sisi lainnya, tapi bukan tidak menyenangkan loh. Di
akhir perjalanan anda akan menemukan sesuatu yang baru yang akan membuat hidup
anda akan menjadi begitu indah. Benarkah ? Menempuh perjalanan yang aku maksud
di sini adalah anda akan berjalan atau naik delman, naik beca atau naik angkot
yang silahkan saja yang penting anda akan sampai di suatu tempat “sakral” yang
bernama : TOKO KASET. Hahahaha. Di mana ketika anda dalam perjalanan, anda akan
membayangkan sesuatu yang sangat amat menyenangkan karena anda akan menemukan
sebuah kaset yang baru. Uhhhh salah satu keajaiban yang ada di dunia. Dengan
kaset yang baru maka anda akan juga menemukan sebuah musik yang baru, dan
dengan musik yang baru maka anda juga akan merasakan sebuah keindahan yang
baru, dan dengan keindahan yang baru maka anda menemukan juga sebuah….keajaiban
yang baru.
3.
Melihat
Mata adalah salah satu media dalam diri seorang
manusia yang dapat menjadikan seseorang berada dalam berbagai keadaan, apakah
sedih, senang, bahagia, nestapa atau apa saja. Mata menjadi sebuah sarana bagi
seorang manusia untuk menghargai sebuah seni, termasuk di dalamnya adalah seni
musik. Seni musik adalah sebuah seni yang tidaklah berdiri sendiri, di sana
berkumpul berbagai macam seni yang bercampur menjadi satu, yang dapat merubah
pandangan seseorang akan musik itu sendiri. Dan salah satu seni yang ada dalam
dunia musik adalah seni gambar atau seni foto. Sebuah seni yang sangat berharga
bagi seni musik untuk secara bersama-sama, berdampingan, mengiringi
sebuah seni musik menjadi sesuatu yang lebih menarik hati bagi siapapun. Dan
ketika kita sampai ke sebuah toko kaset maka fungsi mata akan sangat krusial,
dimana Melihat adalah sebuah ritual yang sangat sungguh menyenangkan, kita
melihat deretan berbagai macam kaset dengan berbagai jenis musik, yang berjejer
dengan rapi di dalam berbagai macam rak. Duh indah bagai lukisan Monalisa….har
ciyus. Serius ini kawan. Seni gambar pada sebuah kaset adalah salah satu seni
gambar yang sangat indah. Apapun jenis musik yang anda sukai, seni yang
digunakan pada sebuah kaset, baik seni gambar ataupun seni foto adalah salah
seni yang terbaik yang ada di dunia. Karena pembuatan gambar ataupun pemilihan
sebuah foto, semua di lakukan dengan sebuah hati. Sebuah hati yang berisikan
berbagai irama dan melodi yang tiada duanya.
4.
Memilih
Hmmmmm setelah melihat dengan mata melotot nan
besar, maka anda akan menjalankan sebuah kegiatan lainnya yang juga sungguh
sangat menyenangkan. Di mana di sini mata anda akan “dipaksa” untuk dapat
melihat dengan baik dan benar. Hmmm ini proses yang seru kawan. Dan proses
melihat ini akan dibarengi dengan sebuah proses yang kadang membuat anda
bingung sendiri, galau, gamang, sakit kepala mendadak dan berbagai situasi yang
kadang sangat menyebalkan namun juga sekaligus sangat menyenangkan hati. Ketika
mata anda mendeteksi sebuah kaset yang menarik hati, lalu syaraf mata akan
memberikan sebuah sinyal ke otak anda, untuk kemudian otak anda akan
menggerakkan syarat tangan anda untuk segera bergerak untuk mengambil sebuah
kaset di jejeran rak tadi, namun kadang otak anda tak sinkron dengan tangan
anda, otak anda memerintahkan untuk mengambil kaset A, namun tangan anda malah
mengambil kaset B. hahahaha. Duh indahnya keajaiban kaset. Hingga yang akhirnya
terjadi adalah anda mengambil sekaligus beberapa kaset yang ada di rak karena
semuanya begitu menarik untuk dimiliki.
5.
Mendengarkan
Kalau anda pernah menjadi seseorang yang sangat
sering mendatangi toko kaset, dan kedatangan – kedatangan anda itu adalah
di sebelum 30 Mei 1988, maka anda akan melaksanakan sebuah ritual yang sangat
menyenangkan bagi siapapun yang sangat mencintai musik. Setelah proses memilih
di laksanakan dengan sepenuh-penuhnya hati, maka selanjutnya adalah sebuah
kegiatan yang paling sangat membingungkan hati. Loh kok ? Yap mendengarkan
sebuah musik yang baru adalah sebuah kegiatan yang sangat membuat hati menjadi
galau nan pusing bin pening. Karena di satu sisi harus memikirkan dana yang ada
dari hasil menabung, namun di sisi lain hati anda berteriak keras untuk dapat
memilikinya. Hahai. Di masa itu memang kita sebagai konsumen dapat
mencoba dulu sebuah kaset sebelum kita membelinya. Jadi kita dapat mendengarkan
sampai puas berbagai kaset yang akan kita beli. Walau kalau di kota kecil
seperti kota Sukabumi, mencoba mendengarkan sebuah kaset adalah sebuah kegiatan
yang melibatkan dua orang, yaitu kita sebagai konsumen dan sang pemilik toko
kasetnya, jadi yah mungkin kita tak bisa dengan bebas mencobanya, ini berlaku
hampir di kebanyakan took kaset di sukabumi, namun kemudian ada sebuah toko
kaset dengan nama : MUSICIAN, yang membebaskan kita untuk mendengarkan
kaset-kaset yang akan kita beli, karena toko ini menyiapkan banyak pemutar
kaset yang dapat digunakan konsumen untuk mendengarkan kaset. Hanya yah yang
sering terjadi mencoba sebanyak 10 kaset, tapi yang dibeli hanya 1 saja.
Hahaha. Tapi itu tak masalah bagi pemilik tokonya, May Bless you Ko Akun.
Godspeed.
6.
Membungkus
Setelah proses panjang yang tadi di lalui
akhirnya kaset yang kita beli akan masuk pada sebuah proses yang bikin keringat
dingin muncul, karena disinilah peran hati akan sangat besar digunakan, hati
kita diharuskan untuk memilih berbagai kaset yang telah kita dengar, untuk
kemudian kita harus memilih dengan seksama kaset mana yang akan kita beli
karena tentu saja masalahnya berhubungan dengan dana yang tersedia bagi seorang
remaja keren di kantungnya. Yah penginnya sih kita memborong semua kaset yang
kita pilih, hanya tetap dana adalah sebuah hal yang sangat ketat menjaganya.
Hahai. Setelah kaset dipilih, lalu sang pemilik toko membungkus kaset tersebut
dengan sebuah kertas yang khas yang biasa digunakan di banyak toko kaset. Agar
kertas tersebut tidak terlepas lalu di beri sticker yang merupakan sisa dari
sticker kaset yang di pakai di berbagai produksi kaset. Sebuah sticker yang
dulu sih terlihat begitu biasa di toko kaset, namun sekarang menjadi sebuah
barang langka, selangka kaset-kaset yang pernah ada di pasar musik Indonesia.
Waktu terus berlanjut, detik berubah menjadi
tahun, tahun berubah menjadi dekade, hingga di pasar musik Indonesia juga kita
mengalami booming dengan yang namanya CD = Compact Disc, sebuah media fisik
musik yang keberadaannya menghantam keras eksistensi kaset – kaset sebagai
media fisik musik. CD menjadi sebuah media yang sangat umum di pasar musik
Indonesia, walau pada awal masanya CD yang masuk ke Indonesia adalah CD impor,
namun tak lama kemudian berbagai label di Indonesia juga merilis sendiri CD –
CD yang ada untuk pasar di Indonesia. Dengan pangsa pasar yang begitu besar, CD
akhirnya memang menjadi pengganti kaset-kaset yang ada di pasar musik
Indonesia, walau kaset tetap ada namun jumlahnya sangatlah minim, tidak seperti
ketika jaman kejayaannya. Sistem penjualan CD – CD inipun hampir sama dengan
cara penjualan kaset-kaset, berbagai toko-toko kaset di seantero nusantara
mulai menjajakan CD sebagai barang dagangan mereka selain kaset. Ketika
pada awal masa CD muncul, media fisik ini hanya ada di berbagai toko musik di
kota besar saja, namun lama kelamaan CD menjadi sebuah media fisik musik yang
sangat massif menerobos semua daerah di Indonesia. Seperti halnya kaset – kaset
yang telah dirilis secara resmi oleh berbagai record label di Indonesia, CD pun
di jual dengan cara yang sama, yaitu dengan munculnya sebuah kalimat yang
sangat menyesakkan dada para pencinta musik, “ BUKA SEGEL BERARTI MEMBELI”.
Jiah hayah saya tidak suka saya tidak suka. Hahaha. Ya itulah sebuah kalimat
yang sangat familiar anda lihat di berbagai toko kaset di manapun. Ketika
selembar plastic penutup media fisik musik menjadi seperti dewa, karena di
larang menyobeknya kecuali anda punya dana untuk membayarnya. Hadeuh, yah namun
itulah yang terjadi karena mungkin para pedagang kaset atau CD ini tidak mau
mengambil resiko untuk mengalami kerugian karena barang dagangannya tidak dalam
kondisi baru.
Hanya semuanya kemudian berakhir juga seiring
dengan berjalannya waktu, ketika sebuah media di dunia computer bernama
Internet mulai menjajah berbagai sendi kehidupan di belahan dunia manapun.
Internet menjadi sebuah media yang sangat memudahkan bagi siapapun untuk
mendapatkan apapun yang mereka mau. Termasuk tentu juga bagi dunia musik.
Sebuah album dari artis tertentu atau band tertentu dapat dengan mudah anda
dapatkan di Internet ini. Anda tinggal mengunduhnya di computer anda dan anda
dapat mendengarkan lagunya di computer anda dengan cepat. Perkembangan internet
yang begitu meraksasa, membuat penjualan media fisik musik di toko-toko kaset
dan CD menjadi begitu menurun, menurun demikian drastis, hingga akhirnya
banyak toko-toko kaset & CD yang memilih untuk menutup tokonya,
daripada terus menderita kerugian yang lebih besar di kemudian hari. Hingga
saat ini mungkin hanya beberapa toko kaset atau CD saja yang masih bertahan
hidup, baik di kota kecil maupun di kota besar. Hanya entah sampai kapan mereka
dapat bertahan dengan laju internet yang begitu kencang menghantam keberadaan
mereka.
Kini tinggallah para penikmat atau pengoleksi
media fisik musik yang mulai merasakan betapa sulitnya untuk mendapatkan sebuah
media fisik musik dari band yang mereka inginkan, walaupun misalnya ada media
fisik musik yang di inginkan ini berada jauh di luar negara Indonesia. Hingga
untuk mendatangkannya kita tentu harus memiliki dana yang berlebih, karena
untuk mendapatkannya kita harus mengeluarkan dana yang memang tidak sedikit,
karena memang ongkos kirim dari luar sana yang begitu “kejam” untuk dibayarkan.
Ataupun jika ada yang memang menjualnya di pasar lokal, yah harganya pun tidak
bersahabat dengan kantung. Hal ini sebenarnya memiliki 2 sisi yang dapat kita
telaah,
1.
Dengan sulitnya untuk mendapatkan media fisik musik yang kita inginkan,
walau ada kitapun harus mengimpornya dari luar Indonesia. Ataupun kalau ada di
pasar musik local, hanya harganya tidaklah bersahabat dengan kantung kita, maka
ini juga akan menjadi sebuah kondisi yang sangat baik untuk lebih mencintai
produk dalam negeri. Banyak band atau artis yang merilis media fisik musik
dengan harga yang lebih bersahabat bagi kantung kita. Dan aku rasa kualitas
bermusik para pendekar musik local ini tidaklah lebih rendah dari para band
atau artis luar sana. Bahkan kadang band atau artis local ini begitu unik
sehingga jangan harap anda akan menemukannya di luar sana. Jadi banggalah
dengan musik local. Mulailah mengkoleksi rilisan para pendekar musik local ini.
2.
Para pengoleksi media fisik musik mulai berpikir dengan keras untuk
melanjutkan “kegilaan” mereka untuk mengkoleksi media fisik musik ini. Apakah
akan terus melanjutkan untuk memenuhi rak-rak nya dengan koleksi media fisik
musik atau bagaimana ? Banyak hal yang terjadi di dunia pengoleksi ini. Ada
yang berhenti untuk mengoleksi, ada yang lebih “merapatkan” pilihannya, ada
yang menjualnya, bahkan ada yang menjual semua koleksinya untuk kemudian mulai
mengunduh di internet untuk musik yang mereka pernah di koleksinya. Dunia
koleksi memang dunia yang sangat dinamis.
Lalu apakah media internet akan di jadikan
sebagai sebuah alasan bagi kita untuk TIDAK mengoleksi lagi media fisik musik
ini ? atau sebenarnya dengan kondisi yang seperti sekarang ini di mana
penjualan media fisik musik baik baru maupun bekas dilakukan secara “online” menjadikan
para kolektor menjadi lebih “gila” dalam mengoleksi ? ataukah internet ini juga
pada akhirnya akan membuat para pengoleksi media fisik musik akan berpikir
beberapa kali sebelum memutuskan untuk membeli sebuah CD atau kaset ? apa tidak
sebaiknya mengunduh saja karena akan sama saja pada akhirnya musik adalah
santapan telinga saja ? ataukah ada alasan lain yang terjadi di saat ini bagi
seorang kolektor untuk melepaskan semua “harta” nya untuk dijual saja ? Atau
pertanyaannya, dengan kondisi seperti sekarang ini, apakah internet memang
menjadi alasan hingga membuat para kolektor enggan untuk mengoleksi lagi atau
adakah alasan lain ? kalau menurut aku sih yah inilah alasannya, selain karena
internet, alasan untuk tidak lagi mengoleksi media fisik musik adalah
karena berada di sebuah “kondisi”, adapun kondisinya adalah sebagai berikut :
1.
Situasi I : TAK ADA LAGI WAKTU UNTUK MERAWATNYA
Dengan berjalannya waktu dengan sendirinya, kita
yang asalnya adalah remaja berubah menjadi seorang yang dewasa dan tak lama
kemudian kitapun mempunyai keluarga sendiri. Waktu yang dulu dapat kita gunakan
untuk menikmati media fisik musik, berserta dunia sekelilingnya, mulai berubah.
Kita harus lebih memperhatikan keadaan keluarga kita masing-masing, perhatian
akan hal primer sampai ke pada hal yang dulu ketika kita remaja kita tak pernah
sedikitpun tahu atau mengerti. Kini semuanya harus kita perhatikan dengan
seksama, hingga lama kelamaan waktu yang kita sediakan untuk menyentuh media
fisik musik berkurang dengan signifikan hingga kadang mungkin kita seperti
melupakannya. Memang media fisik musik memerlukan waktu untuk merawatnya, ini
di lihat saja tidak bagaimana akan merawatnya. Jadi sekarang kita harus menjadi
orang yang dapat memilih prioritas utama kita ada dimana. Atau mungkin secara
gamblangnya, mana yang anda pilih Keluarga atau Kaset ? Keluarga atau CD ?.
Sebuah pilihan yang sangat sulit untuk di lakukan, namun aku rasa kita dapat
memilih keduanya asal kita dapat membagi waktu dengan baik untuk keduanya,
walau kadang itu sulit sekali untuk dilaksanakan, karena ketika seorang
pengoleksi media fisik musik mulai memegang memegang media tersebut pastilah
dia akan lupa akan waktu yang terus berjalan. Hahai deuh
2.
Situasi II : TAK ADA LAGI TEMPAT UNTUK MENYIMPANNYA
Apakah memang ada kondisi seperti ini ? tentu
saja ada. Ketika keluarga anda menjadi sebuah keluarga besar, maka anggota
keluarga anda akan menjadi lebih banyak, dan yang pasti dengan bertambahnya
anggota keluarga ini akan menyebabkan bertambahnya pula kebutuhan akan ruang.
Hingga akhirnya ruang yang dulu kita gunakan untuk tempat menyimpan berbagai
media fisik musik, mulai beralih fungsi menjadi misal kamar tidur. Halahhhh.
Hingga akhirnya karena tidak adanya tempat untuk menyimpan kaset dan CD ini
akhirnya….di jokul bro a.k.a. di jual. Yah dijual sebagian atau semuanya
sekaligus agar ruangan menjadi lebih luas adanya.
3.
Situasi III : TAK ADA LAGI DANA UNTUK MEMBELINYA
Mungkin ini adalah sebuah alasan usang nan
berdebu yang telah lama bergaung dimanapun, namun memang ini mungkin alasan
atau kondisi yang paling dominan dalam melanjutkan atau tidaknya sebuah
kegilaan akan berbagai media fisik musik. Karena berbagai kebutuhan yang
meningkat seiring dengan berubahnya kita yang dari remaja untuk kemudian
memiliki keluarga, maka Dana adalah suatu hal yang akan sangat krusial, karena
koleksi anda tidaklah dapat secara langsung menghidupi keluarga anda. Sebuah CD
atau kaset tidaklah dapat anda beri kepada keluarga anda untuk “dimakan”. Hahaha.
Jadi seperti sebuah judul lagu mengatakan No Woman No Cry, yang ada kini adalah
No Money No CD atau No Money No Tape. Hiyahhhh. Karena di jaman NOW seperti
sekarang ini uang adalah dewa. Orang akan di pandang dengan hormat kalau orang
tersebut adalah orang yang memiliki banyak uang. Sebaliknya tak ada orang yang
memandang anda dengan hormat karena anda banyak mengoleksi CD atau Kaset.
Benarkah kalimatku itu, silahkan anda jawab sendiri dengan hati. Ocre.
4.
Situasi IV : TAK ADA LAGI KEINGINAN UNTUK MENYIMPANNYA
Ini adalah sebuah kondisi yang paling menyedihkan
bagi seorang kolektor. Keinginan untuk mengoleksi sudah terkikis sampai ke
akarnya hingga sudah tidak ada lagi gairah untuk melanjutkannya. Walau jarang
terjadi pada seorang kolektor, namun ini terjadi. Ini adalah sebuah kondisi
yang memang terjadi karena banyak factor yang menyebabkannya menjadi seperti
itu. Rasanya tak perlu ada penjelasan lebih lanjut untuk kondisi ini. Terlalu
sedih untuk dilanjutkan.
Akhirnya
Tak ada larangan bagi siapapun untuk melakukan
apapun dalam hal media fisik musik ini. Tulisan ini hanyalah sebuah tulisan
untuk akhir tahun yang akan menjelang beberapa hari ke depan. Di tahun 2017 ini
terlihat menjadi salah satu tahun yang begitu berat bagi para penikmat media fisik
musik. Karena harga media fisik musik yang terus meningkat tanpa ampun, di
tambah dengan meningkatnya juga “ongkos” hidup lainnya, hingga membuat kita
untuk berpikir dengan lebih seksama : KOLEKSI ATAU UNDUH ?...........gitu aja
kok repot.