Jumat, 03 Desember 2010

SANG ANAK

Semua di awali dengan sebuah rasa yang begitu indah, ketika seorang anak kecil yang berumur 10 tahun memulai sebuah rasa di hatinya akan keindahan dari berbagai lagu yang melintas di telinganya, lagu demi lagu berlalu tanpa jeda memasuki sanubari dengan indah, lagu - lagu oriental atau mandarin yang di suarakan dari sebuah tape tua merek JVC itu begitu mempesona dirinya. Suatu saat ketika ibunya mendengarkan lagu - lagu tersebut, sang anakpun mau tak mau ikut mendengarkan berbagai melodi yang merasuk di relung hati. Melodi yang sungguh indah yang tiada pernah di dengarnya selama hidupnya mulai menjalar di seluruh isi relung hatinya. Liu Chia-Chang

Hingga sang anak pun tersentak secara tiba-tiba, merasakan sebuah getaran yang begitu menyiksa hatinya jika melodi itu sunyi senyap. Kesunyian begitu menyiksanya. Sang anakpun mulai mencari cara bagaimana dia mendapatkan berbagai melodi indah tadi. Sang anakpun mulai merambah setiap lagu yang ada di koleksi ibunya, sampai semua habis di "makan" telinganya, dia pun masih saja tetap haus akan berbagai melodi kembali. Akhirnya pada suatu hari, tiba-tiba datanglah keponakan dari orang tua si anak itu yang membawa berbagai kaset hasil dia merekam di sebuah toko kaset. Sang keponakanpun tak lama mulai memasang berbagai macam kaset yang dia bawa ke tape jadul yang sama. Kaset - kaset ini isinya merupakan lagu - lagu asal negara - negara barat sana. Berbagai artis maupun band awal 70an mulai terdengar di telinga, berbagai  musik yang sangat asing di telinga sang anak, namun sang anak tak menyerah, diapun terus mendengar dan mendengar, alunan suara dan melodi yang juga begitu gila mengalun, suara dari sang maestro ABBA, Boney M, Rod Stewart, Aphrodite Child, Bee Gees, Andy William, Engelbert Humperdink, Lobo, Pat Boone, Etta James, Paul Anka, George Baker, dan masih banyak lagi, melodi asing tadi mulai sedikit demi sedikit merasuk kedalam belahan jiwa sang anak itu. Dan sang anakpun memberi respon dengan baik, lagu - lagu tersebut di dengar berulang - ulang walau dia tidak mengerti apa yang di katakan di dalam lirik oleh sang artis. Namun tetap saja di dengarkan dengan baik. Semua lagu di dengarkan dengan seksama, semua begitu indah terdengar. Lama kelamaan musik menjadi sebuah santapan sehari hari yang tidak bisa tidak harus ada di rongga telinga sang anak.

Musimpun berganti, tahunpun berganti,   si anak mulai mencari sesuatu yang baru untuk di perdengarkan di dalam rongga telinganya dan tentu juga relung hatinya, kehausan akan melodi baru begitu membuatnya menderita. Pada suatu hari ketika dia berada di depan tape jadul itu, tangan yang tidak bisa diam itu mulai menyentuh berbagai tombol yang ada di tape tersebut, hingga akhirnya ketika sang anak menekan sebuah tombol di tape tua itu, di saat itu dia mulai mendengarkan siaran radio, ya sebuah siaran radio di sebuah jalur bernama MW, dan sebuah babak baru dalam kehidupan sang anakpun di mulai, ketika lagu - lagu berirama yang di sebut sebagai musik dansa patah mulai terdengar di radio tuanya. Bam bam bam sebuah rasa menyentakkan hatinya, ketika irama sebuah melodi yang berirama stabil dengan suara bas yang begitu menyentak mulai di dengarnya. Dan mulailah hari-harinya di isi dengan berbagai melodi yang berasal dari berbagai siaran radio yang bisa di tangkap oleh radio tua. Seiring dengan berjalannya waktu sang anakpun mulai merasa tak puas dengan lagu - lagu yang ada di radio tersebut. Hingga pada suatu hari  dia mulai mengajak kakaknya untuk mengunjungi sebuah toko kaset di tak jauh dari  rumahnya, dan semuanya pun di mulai, sebuah toko kaset yang begitu banyak berisikan musik - musik gila mulai terlihat di kornea matanya. Dan dia meminta sang kakak untuk mencarikan sebuah kaset yang berisikan lagu-lagu dansa patah, dan akhirnya cita-citanya tercapai sebuah kaset yang berisikan berbagai band super edan bermain di arena musik beat - beat bulat mulai di dengar, band seperti Firefox, Nucleus, Jean Michel Jarre dengan Zoo Look, Chris Taylor dengan reckless nya, Twilight 22 dengan Siberian Night, dan lain sebagainya mulai membahana di atmosfir rumahnya. Walau dia tak bisa berdansa namun musiklah yang di carinya, dengan berbagai cara dia mulai merasakan energi yang begitu hebat dari lagu - lagu yang ada di kaset tersebut.Dan sang anakpun mulai ingin mendengarkan musik lainnya yang dia dengar melalui radio tersebut.

Perjalanan panjang pun dimulai, kali ini dengan teman temannya di  sekolahan, dia mulai menanyakan musik apa yang di dengarkan oleh mereka di rumah, banyak temannya yang bercerita namun hampir semuanya sama dengan yang di dengarnya, namun ada seorang temannya yang agak berbeda dengan yang lain, dia bercerita tentang sebuah musik gila nan indah yang bernama Metalllllllllllllllll. Sang teman kemudian berjanji untuk membawakan sebuah kaset metal bagi sang anak. Dan janjinya memang di tepati, sebuah kaset dengan label Rockshot pun ada di genggamannya, sebuah band yang bernama sangat aneh terbaca di bagian bawah kaset tersebut, Iron Maiden - Number Of The Beast. Si anak kemudian bertanya kepada temannya kaset apaan nih, Dan sang teman berkata dengarkan saja dululah baru tahu rasanya. Dengan hati yang begitu penasaran sang anak kemudian pulang kerumahnya dengan membawa kaset tersebut. Langsung di setel di tape tuanya. pita mulai menggesek head tape tuanya dan......It is a human number and the number is six hundred and sixty six.........i left alone, my mind was blank.....mulai terdengar di panca inderanya. Hatinya begitu terusik dengan lagu yang di dengarnya, tanpa terasa waktu berlalu dan kasetpun habis di dengarnya dengan seksama. Dan akhirnya......kaset tersebut kembali di putar balik, terus sampai dia merasa dapat mencerna isi lagu lagu di kaset tersebut, hal ini dilakukan sampai tiga hari berturut turut, hingga akhirnya sebuah rasa mulai timbul di hatinya, ahhhhhhh musik yang begitu bergelora seperti api yang menjilati matahari. Dan dimulailah kegilaan, hampir setiap hari dia mendengarkan berbagai kaset yang merupakan pinjaman dari sang teman, sampai akhirnya semua kaset sang teman habis di lalapnya dengan kegilaan yang begitu bergelora. Tak puas dengan hal tersebut mulailah sang anak mendatangi toko kaset itu lagi, hanya sekarang musik yang berbeda yang di carinya, hingga mulailah sebuah babak baru di mulai di hatinya. Hampir setiap minggu sang anak mendatangi toko tersebut untuk bertanya rilisan baru dari musik metal yang tersedia, Tyrant, Vampyr, Castle Blak, Helloween. Namun sang anak tak juga puas dengan hal ini. Walau setiap minggu dia mendatangi toko tersebut namun tetap hati masih kehausan, berbagai cara dia lakukan untuk dapat mendengar lagu, sampai akhirnya dia menemukan sebuah harta yang tersimpan di sebuah rumah yang merupakan rumah seorang paman dari temannya. Sang paman yang begitu menyukai musikpun diperkenalkan oleh teman sang anak. 

Pertemuan tersebut begitu membekas di hatinya, ketika sang paman mulai membuka berbagai rak yang ada di kamarnya, dan sang anak mulai terkagum kagum melihat berbagai macam kaset dari berbagai artis yang tersimpan rapi di rak tersebut, dan satu namapun tak di kenalnya. Sang anak melihat kaset Led Zeppelin, Deep Purple, Cream, Blind Faith, Pink Floyd, The Stooges, Gentle Giant dan banyak banyak lagi. Dengan mata yang berbinar sang anak mulai merayu sang paman untuk meminjamkan kasetnya barang satu atau dua buah. Dan rupanya sang paman adalah orang yang sungguh baik, di pinjamkan 2 buah kaset kepada sang anak, Led Zeppelin IV dan Deep Purple - machine head. Dengan hati yang gembira sang anak kemudian pulang kerumahnya. Dan mulailah kaset Led di masukkan ke tape tua orang tuanya. Kemudian....kemudian... it's been a long time gotta rock n roll..... let me get back let me get back. Ah hati sang anak kembali berdegup keras, sebuah rasa yang berbeda di hatinya mulai terasa, bagaimana sebuah musik yang lain terdengar di di telinganya, dengan kesederhanaan melodi serta suara dapat menghasilkan sebuah lagu yang begitu hebat dan eduan. Setelah habis satu kaset kemudian di lanjutkan dengan kaset Deep P, sampai kemudian terdengar....... i am a highway star......Sebuah lagu super edan yang patut di beri bintang 20 buah. Dan akhirnya sang anakpun mempunyai jadwal yang padat untuk mendengarkan lagu baru yang di dapat dari membeli kaset di toko dan berbagai macam kaset yang di pinjam dari sang paman. Hari harinya begitu padat mendengarkan musik, tiada hari tanpa musik nan keren, cadas, keras, kasar dan yang pasti gila. Sampai pada suatu hari sang pemilik toko yang baik tersebut bertanya kepada sang anak, "bagaimana kalau kamu kerja di toko ini setiap malam minggu?". Sang anak tak bisa menjawab dengan langsung. Dia membawa pulang pesan itu kerumah untuk meminta ijin kepada orang tuanya. Dengan merengek akhirnya ijinpun di berikan sang mama kepada anak tersebut. Dan akhirnya di mulailah sebuah babak baru lagi dalam hidup sang anak, dimana di toko tersebut dia dengan bebas dapat mendengarkan musik apa saja yang terdengar oleh telingannya. Dia melengkapi hidupnya dengan berbagai musik, dangdut, qasidah, jazz, pop, new wave, new age, classics, ....sampai wayang golek atau apapun jenis musiknya dia dengar dengan lahapnya. Hingga musik apapun yang dia dengarkan akan di beri penghargaan dengan baik, walau tetap terpatri metal adalah segalanya, namun mendengar musik lain akan memberikan sebuah nuansa yang lain. Dengan berbagai lagu yang di dengarnya maka apapun musik yang di tawarkan maka pasti di dengarnya, tanpa sebuah makian, ejekan, benci atau apapun. Karena yang di rasakan musik di buat oleh manusia untuk manusia, hingga seperti hati untuk hati.

Saking cintanya dengan musik yang ada akhirnya sang anakpun begitu mencintai setiap musik yang masuk kedalam telinganya, hingga apapun yang di dengarnya kemudian di rasakannya seperti sebuah karya seni manusia yang begitu agung dan mulia. Toko kaset itupun akhirnya menjadi seperti sekolahan bagi sang anak, sekolah musik tentunya, walau tanpa alat musik yang di pegangnya, sang anak hanya sebagai penikmat musik yang mempunyai rasa yang sangat menghargai musik yang di ciptakan oleh berbagai artis di seantero dunia, walau begitu banyak rintangan yang di hadapi terutama dalam hal bahasa, sang anak tetap saja mencoba untuk mengerti apa yang di dengarnya. “Sekolah”  nya pun terus berlanjut, perkenalan dengan berbagai musik membuat sang anak begitu terheran – heran, ketika itu sang raja dangdut, Rhoma Irama telah merilis sebuah album baru yang berjudul “ Judi”. Dan sang kapten toko, yang juga pemiliknya langsung memerintahkan sang anak untuk langsung memasang kaset baru tersebut di sebuah tape tua jenis duduk  merek Sony yang beratnya aduh kagak tahan dah, kayak bawa besi tua sekarung. Dan tombol play pun di tekan sang anak, Kehebohan mulai menyelimuti toko kaset kecil ini, orang – orang yang lalu lalang mulai bergerombol di depan toko untuk mendengarkan sang raja bernyanyi, dengan heran sang anak menatap para pejalan kaki yang terdiam untuk mendengarkan lagu-lagu sang raja tersebut. Dan yang membuat sang anak lebih heran lagi ketika ada beberapa orang yang mendengarkan lagu – lagu baru tersebut mulai dari awal side a ampe selesainya side b. Minta ampun bingungnya sang anak, kenapa juga sebuah musik dapat begitu berpengaruh terhadap otak seseorang hingga mereka dapat terdiam begitu lama hanya untuk mendengarkan lagu dan lagu. Dan akhirnya dengan rasa penasaran yang begitu mendalam sang anak mulai berpikir seketika itu juga, jika orang begitu mencintai lagu dangdut tersebut kenapa juga dia nda bisa, dan pembaca nda ada tuh yang namanya rasa ndeso atau apapun ketika mendengarkan lagu dangdut di diri sang anak, yang ada hanya sebuah keingintahuan yang begitu menggelora akan musik dangdut, setelah akhirnya toko akan di tutup, aku terus membawa beberapa kaset dangdut ke rumah untuk di dengarkan dengan lebih  seksama, Ida Laila, A. Rafiq, Mansyur s, dan juga lagu lagu lama Rhoma Irama yang begitu membuat sang penasaran akan kejadian tadi sore. Dan akhirnya sang anak menangkap sesuatu yang lain dari musik dangdut ini, memang sebuah musik yang mungkin berakar dari musik India atau apalah yang pasti musik ini merupakan sebuah perjalanan musik dengan sejarah yang begitu hebat. Dan para penyanyinya tentu menyanyikan dengan jiwa yang begitu pol untuk memberikan hasil yang terbaik bagi para penggemarnya. Ah sungguh sulit menjelaskannya namun dengarkan sajalah.

Sang anak pun kemudian mulai lebih mendalami lagi musik – musik tradisional Indonesia, karena musik dangdut tersebut, dimulai dengan Qasidah, mungkin musik ini waktu dulu ya nga di sebut musik Religi seperti sekarang di sebut, sebuatan tersebut belum ada waktu itu, sang anak kemudian menerawang bagaimana sebuah “band” yah mungkin dapat di sebut artis-asrtis jenis musik ini, karena mereka terdiri dari beberapa orang di dalamnya. Dan yang pasti di musik ini kita dapat begitu mengenal Tuhan secara universal. Bagaimana sebuah orkestra qasidah begitu sang anak menyebutnya dapat membentuk sebuah melodi yang di barengi berbagai alat musik pukul seperti Rebana dll. Dan bagi sang anak itulah musik Unplugged nya yang pertama di dunia. Percayalah. Kemudian selesai dengan musik Qasidah, dilanjutkan dengan keroncong, wuih ini dia musik yang gila, super gila mungkin di kamus sang anak. Jangan pernah membayangkan sebuah musik yang super cepat atau keras di musik ini, Keroncong adalah sebuah musik yang dapat membuat seseorang akan menangis jika mendengarkannya. Sebuah musik yang di ramu juga dengan berbagai alat musik yang di satukan dalam sebuah melodi nan mendayu – dayu seperti kita sedang naik di sebuah perahu mungkin yah. Bengawan Solo, sepasang mata bola, semalam di cianjur mulai di dengar sang anak dengan seksama, sang anak hanya mencari kembali kenapa ada beberapa orang pelanggan yang begitu menggilai jenis musik ini. Sang anak juga akhirnya ikut terjun untuk mengetahuinya dengan lebih mendalam. Dan apa yang di dapat sang anak adalah musik keroncong adalah sebuah musik yang dapat di gunakan untuk membuat seorang penyanyi menjadi lebih gila lagi suaranya, karena musik keroncong itu begitu UNIK, nga ada duanya di dunia ini. Kegilaan sang anak pun berlanjut ke musik “ketuk tilu” atau mungkin dapat di sebut musik jaipongan. Walah ini dia sebuah musik yang juga sangat sangat fantastis di telinga sang anak. Sang anak mendengarkan sebuah musik yang mungkin akan berpikir ini adalah sebuah musik dengan beat- beat teraneh yang pernah di dengarkan, semua nga ada yang berulang di musik ini, semua di gempur dengan berbagai suara alat tradisional asal jawa barat yang menghasilkan sebuah perpaduan melodi yang begitu “padat” dan “ sangat mobile” bahasa kerennya sih. Ketika sebuah gamelan di pukul, maka semuanya akan menjadi sebuah perpaduan yang tiada tara dalam menghasilkan sebuah beat dengan kecepatan yang nan fantastik dan nga pernah tuh terdengar fals. Hebat dah nih musik di pikir oleh sang anak. Karena musik ini begitu dekat dengan wayang golek, dengan sendirinya sang anakpun mulai mengobrak ngabrik ranah musik wayang golek, musik wayang golek ?? bukan kali yah mungkin lebih cenderung ke sebuah ceritera yang berbunyi. Dan yang pasti apa yang di dapat sang anak adalah, kalau “musik” ini mungkin dapat di katakana sebagai Opera mungkin bahasa kerennya. Didalamnya begitu banyak cerita – cerita seru tentang Tuhan, kemanusiaan, keadilan, kebersamaan, persahabatan dan banyak lagi yang di dapat dari alur cerita. Dan sang anak juga menjadi fans berat untuk wayang golek jenis bodoran. 

Sebuah kehebatan yang tiada taranya. Pokoknya sang anak melahap habis apa yang ada di toko kaset kecil itu. Semua di dengarkan dengan kegilaannya akan musik, Setelah semua musik etnik Indonesia di lahap, sang anak mulai menyentuh apa yang telah lama di dengarkan namun tak di dengar dengan seksama yaitu ranah musik pop lama Indonesia. Sang anakpun mulai berkenalan dengan lagu Why do
you love me… the times has come ……why do you love me so sweet and tenderly…I do everything to make you happy…, Koes Plus man Koes Plus. Ah berkenal dengan musik jenis ini memang di rasakan sang anak sebagai sebuah anugrah yang tiada taranya. Hingga akhirnya sang anak mulai mengenal secara lebih seksama dengan mendengarkan lagu lagu dari The Mercys, The Crabs, Eddi Silitonga, D’lloyds, Panbers, Favourites, Titiek Puspa, Bob Tutupoly, Lilis Suryani dan masih banyak lagi yang di dengar sang anak gila ini. Tak ada satu kaset lagu – lagu pop lama Indonesia ini yang terlewat oleh sang anak. Dan akhirnya kegilaan lain di mulai, dengan suasana 70’an seperti itu, sang anak kembali menjelejah berbagai musik barat 70’an kembali, dan kembali sang paman di minta tolong untuk lebih banyak lagi memberi tahukan artis – artis pop tahun 70’an. Sang paman tentu dengan senang hati membantu hingga sang anak mulai menjelajah artis-artis yang tak pernah di dengarnya sama sekali. Semuanya juga di lahap dengan rakusnya sampai akhirnya sang paman bingung mau memberikan apa lagi sebagai bahasan. Dan sang anak kembali lagi ke musik 70an yaitu jazz 70’an yang dulu sempat tak di dengarnya karena kegilaan yang lain, dan karena sang paman juga sudah bingung mau di beri apa lagi nih anak edan. Namun sang anak tak dapat berbuat banyak dengan musik ini karena sang paman tak memiliki banyak koleksi kaset kaset jazz. Hingga sang anak mulai merambah keberbagai musik jazz yang lebih modern yang dulu kala banyak dirilis oleh sebuah label super duper keren, Alpine Records. Billy Cobham, Grover Washington Jr, Oscar Peterson, George Benson, Chick Corea, dan banyak lagi dah sang anak mulai menikmatinya.

Di balik itu semua musik metal tetap menderu dengan hebat di hati sang anak, berbagai musik metal yang begitu buannyakkkkk tetap dinikmatinya dengan seksama. Berbagai label tetap menjadi benda tercinta Billboard, Rock shot, rock line, steel record, ego record, musicbox, dan banyak lagi dah. Kemudian semuanya berubah dengan segera, ketika kita sebagai bangsa yang di katakan bergitu tinggi menghargai karya cipta Negara kita sendiri, karena kita telah melakukan pembajakan terhadap karya musik orang lain terutama yang berasal dari luar negeri sana, hal ini begitu membuat sang anak yang penggila musik ini begitu tenggelam dalam kesedihan yang amat sangat. Sebuah tragedi akhirnya terjadi di tanah air kita tepatnya di tanggal 30 Mei 1988, semua kaset barat yang ada di berbagai toko kaset harus di kembalikan dengan segera ke para label. Anda mungkin akan terbayang bagaimana perasaan sang anak ketika hal ini terjadi. Ketika hari ini sang anak dapat melihat kaset – kaset di rak yang di susun dengan rapi, namun esoknya semua menghilang di masukkan kedalam dus-dus besar untuk di kembalikan. Tak ada yang banyak dapat dikatakan oleh sang anak. Hari harinya diisi dengan mendengarkan musik – musik dari artis Indonesia yang juga menjadi pengobat rindu sang anak akan musik dan musik. Itulah masa berkabung yang paling bersejarah bagi para penggila musik di tanah air, termasuk sang anak. Untuk melepas kerinduan akan musik yang baru, sang anak kembali memasang radio, dan kembali menyetel kaset – kaset lama yang ada di rumahnya.

Setelah menunggu selama kurang lebih satu tahun lamanya akhirnya musik barat kembali mulai terlihat di toko kaset kecil tersebut, yang paling aku ingat adalah sebuah kaset rekaman King’s records dengan artis Mick Jagger – primitive cool telah di rilis secara resmi oleh sang label dengan membayar royalty. Dengan harga yang tentu saja membuat sang anak untuk membelinya 5000 rupiah, hampir 2 kali harga kaset yang lama. Begitu berat memang perjuangan sang anak untuk dapat membeli kaset lagi seperti dulu lagi. Hingga sang anak pun mulai lebih selektif dalam mebeli kaset yang di cintainya. Setelah toko kaset mulai kembali di hantam oleh berbagai kaset resmi dari berbagai label, rasanya sang anakpun mulai menemukan keceriaannya, walau harus lebih berhemat untuk dapat membeli kaset yang di cintainya namun, segalanya di kerjakannya dengan cinta akan musik. Dan mulailah sang anak kembali membeli berbagai macam kaset – kaset yang di kemas dengan sangat keren. Ketika itu musik thrash metal sedang menggila di ranah musik internasional dengan sendirinya sang anak mulai mencoba mendengarkan musik jenis baru ini, Testament, Sodom, Overkill, Prophecy of doom, Impaler dll pun mulai di dengarkannya dengan kegilaan yang baru. Walau  tak semuanya dapat di beli namun sang anakpun mulai mencari kaset-kaset yang dapat di pinjamkan ke para temannya. The End ???? Really ????

Apa yang tertulis disini hanyalah sebuah pengalaman hidup yang takkan mungkin akan hilang dari hidup sang anak. Sebuah pengalaman yang tidak akan tergantikan oleh apapun juga. Musik memberikan sebuah kekuatan bagi kita semua untuk dapat mengeri apa itu hubungan antara Tuhan dengan manusia dan hubungan manusia dengan mahluk hidup lainnya.  Sebuah hubungan dari hati ke hati yang begitu hebat dan tiada tara. Musik adalah sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang hanyalah sebagai pelengkap pendengaran saja, sebagai sesuatu yang hanya untuk di lupakan, namun bagi sebagian orang, musik adalah sebuah kebutuhan. Hingga penghargaan kepada musik adalah juga penghormatan kepada sesama dan juga kepada Tuhan.sang pencipta segalanya. Tulisan ini juga adalah sebagai penghargaan terhadap para artis sang pencipta musik di seantero dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Juga sebagai penghargaan kapada para penggemar ataupun pendengar musik sejati.

Cheers and Hailz
Keep rocks !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar